LAPORAN PRAKTIKUM
MODIFIKASI PADA BATANG (CAULIS)

Nama : Muhammad Irsan
NIM : 14
222 102
Dosen Pengampu
Ike Apriani, M. Si
Asisten
Tri Oktari
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
banyak berhubungan dengan tumbuhan. Tumbuhan merupakan organism yang mempunyai
peran penting bagi organism lain. Seluruh organ-organ yang meliputi akar,
batang, daun, bunga, dan buah semuanya dibutuhkan organism lain. Saat melakukan
pengamatan terhadap organ atau tumbuhan ditemukan lubang-lubang yang berukuran
kecil dipermukaan bawah daun. Permukaan daun juga ada yang halus, licin, dan
kasar. Berbagai jenis permukaan daun tersebut merupakan pokok yang akan dibahas
dalam pengamatan ini. Pada umum batang berbentuk panjang bulat seperti silinder
atau dapat pula mempunyai bentuk lain. Batang terdiri atas dari ruas-ruas yang
pada tiap perbatasan ruas inilah terhadap daun.
Arah tumbuh batang biasanya keatas, menuju cahya matahari bersifat Fototrop atau Heliotrop (Tjitrosoepomo, 2013).
Batang selalu bertambah panjang pada
ujungnya, mengadakan percabangan pada umumnya tidak berwarna hijau, kecuali
yang umurnya pendek. Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis
batang, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam
penentuan jenis-jenis batang tumbuhan tidakla mudah, seringkali terjadi
kekeliruan. Untuk itu diperlukan penelitian atau pemeriksaann secara lengsung
dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan (Tjitrosoepomo, 2013).
Batang merupakan bagian tumbuhan yang
amat penting dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tumbuhan, batang
disamakan dengan sumbuh tumbuhan. Salah satu fungsi batang adalah sebagai
tempat penimbunan cadangan makanan, dengan fungsi ini, pada bagian batang
tertentuk akan mengalami perubahan bentuk sehingga bentukny berbeda disbanding
bentuk batang pada umumnya. Batang yang bentuknya berubah ini disebut batang
yang telah mengalami modifikasi. Batang dapat terspesialisasi serta
termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan
makanan dan untuk fotosintesis (Rosanti, 2013).
Batang merupakan organ tempat lintasan
makanan hasil fotosintesis yang di produksi oleh daun.sebagian hasil
fotosintesis tersebut dibawa keseluruh tubuh dan sebagian lagi di simpan pada
batang sebagai cadangan makanan. Pada batang buku, adalah tempat meletaknya
daun pada batang, dan batang diantara 2 daun berurutan disebut ruas. Kuncup
yang terletak pada ujung batang disebut kuncup terminal. Bersama kuncup aksial,
kuncup terminal akan menentukan bentuk dari percabangan (Rosanti, 2013).
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum pengamatan modifikasi batang ini yaitu: Memahami beberapa
struktur tumbuhan yang merupakan hasil modifikasi dari batang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian dan Sifat Umum Batang
Batang
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, tumbuhan yang berada di atas
permukaan tanah. Batang tumbuh dari batang lembaga yang tumbuh dari dalam biji.
Selanjutnya pertumbuhan berasal dari titik tumbuh berupa maristem apical yang
terdapa dari batang. Mengingat tampat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan,
batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang terdiri
dari sumbu tegak dengan daun-daun yang meletak padanya (Tjitrosoepomo, 2012)
Beberapa sifat umum batang antara lain :
a.
Umumnya
berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain,
akan tetapi selalu selalu bersifat aktinomorf yang dapat dengan jumlah bidang dibagi
menjadi dua bagian yang tertngkap.
b.
Terdiri
atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh-oleh buku-buku, dan pada
buku-buku tersebut terdapat daun.
c.
Tumbuhnya
biasanya keatas, menuju cahaya matahari bersifat fotorop atau heliotrope.
d.
Umumnya
tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umumnya pendek sepeti rumput dan pada waktu batang masih
muda.
e.
Selalu
bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
f.
Mengadakan
percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
B.
Bentuk Modifikasi Batang
a.
Stolon adalah batang
horizontal panjang yang menjajar diatas tanah maupun air. Pada buku-buku
batangnya tumbuh tunas dan berbentuk akar. Setelah beberap waktu tanaman ini
tumbuh memanjang dam menjauhi hidupnya lalu membengkok ke atas membentuk
individu baru.
b.
Rhizome/rimpang adalah
dibawah tanah yang tumbuh horizontal dan biasanya bercabang, berbuku, beruas
daun yang melekat pada buku berbentuk sisik yang tipis seperti selaput dan
waranya tidak hijau.
c.
Umbi
batang dapat dirspesiasialisai serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan
tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan untuk fotosintesis. Umbi batang
merupakan salah satu bentuk modifikasi batang yang berguna untuk menyimpan
cadangan makanan
d.
Umbi
lapis umbu ini terselubung oleh lapisan luar yang kering dan tipis seperti
selaput. Menutup yang dinamakan tunika, berperan sebagai pelindung terhadap
kekeringan dan luka mekanisme terhadap umbi.
e.
Kormus terdiri dari
batang pendek dan gemuk yang berorientasi vertical dalam tanah dan diselubungi
sisik (daun) kering. Kormus dapat menghasilkan anak kormus yang disebut kormel
yang merupakan yunas yang berkembang biak di tekiak daun pada kormus induk.
Sering kali kormel terdapat diujung sumbu batang yang tergolong geragih.
f.
Umbi
sisik umbi ini memiliki penutup kering. Sisik terpisah dan tidak sama tingginya
serta semua melekat pada papan basal.
Pada umumnya umbi sisik ini mudah rusak dan perlu dirawat agar tetap
lembab, sebab luka jika kekeringan (Rosanti, 2013).
C.
Pengertian Adaptasi dan Modifikasi Batang
Adaptasi
adalah proses penyesuaian dari dengan perubahan lingkungan. Pada batang adaptasi sangat penting dilakaukan, hal ini berkaitan
erat dengan kondisi lingkungan tumbuhan yang bersangkutan. Teknik beradaptasi
terbagi menjadi 3, yaitu (Rosanti,
2013).
a.
Adaptasi
morfologi yang adaptasi dengan perubahan struktur tubuh, termasuk di dalamnya
adaptasi batang.
b.
Adaptasi
fisiologi yaitu adaptasi dengan perubahan fungsi organ tubuh.
c.
Adaptasi
tingkah laku yaitu adaptasi dengan perubahan tingkah laku.
D.
Tumbuhan
yang tidak Berbatang dan Jelas Berbatang
Jika
kita memandingkan beberapa jenis tumbuhan, ada yang jelas kelihatan batangnya,
tetapi ada pula yang kehilatannya tidak berbatang. Oleh karena itu dapat
dibedakan menjadi tumbuhan yang tidak berbatang Planta acaulis dan tumbuhan yang jelas berbatang. Di mana tumbuhan
yang tidak berbatang Planta acaulisI yaitu tumbuhan yang
sesungguhnya berbatang, namun kelihatannya saja tidak ada karena batang sangat
pendek dan daunnya seakan-akan keluar pada bagian atas akarnya dan tersusun
rapat satu sama lain disebut roset Rosula.
Sedangkan tumbuhan yang jelas berbatang adalah tumbuhan yang berbatangnya jelas
terlihat (Tjitrosoepomo, 2012).
E.
Aruh Tumbuh
Batang
Walaupun
batang umumnya tumbuh kearah cahaya, menjauhi tanah dan air, tetapi arahnya
dapat memperlihtakan beberapa variasi, sehingga arah tumbuh batang dibedakan
menjadi:
a. Tidak lurus erectus, yaitu jika arahnya lurus ke atas. Batang tegak lurus
biasanya tidak bercabang, misalnya papaya Carica
papaya L, kelapa Cocos
nucifera dan beberapa jenis cemara.
b. Menggantung (Dependens), pendulu.
Batang seperti ini hanya dimiliki olehtumbuhan-tumbuhan yang tumbuhnya di
lereng-lereng atau tepi jurang. Misalnya (Zebrina) pendula
atau tumbuhan-tumbuhan yang hidup diatas pohon sebagai epifit misalnya jenis
anggrek.
c. Berbaring (Humifusus) Batang ini terletak
pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok keatas
misalnya pada semangka Citrillus vulgaris.
d. Menjalar atau merayap (Repes)
Batang menjalar hamper sama dengan batang berbaring. Yang membedakan terletak
dari buku-bukunya yang mengelurkan akar, sehingga dapat tumbuh menjadi tunas.
Batang menjalar dapat ditemukan pada kangkung lpomoea
crassicaulis, ubi jalar lpomoea batatas.
e. Serong keatas atau condong (Ascendens), pangkal batang seperti
hendak bebaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok keatas, misalnya pada
kacang tanah Arachis hypogaea.
f. Mengangguk (Nutans). Batang ini tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi
ujunya lalu membengkok kembali ke bawah seperti mengangguk.
g. Memanjang (Scandens)
Yaitu jika batang tumbuh keatas dengan menggunakan penunjang.
h. Membelit Volubiis. Bebeda dengan batang memanjat yang menggunakan alat bantu
untuk naik ke atas, batang membelit tidak menggunakan alat bantu, tetapi batang
tumbuhan itulah yang membelit. Arah membelit terbagi dua, yaitu kiri dan kanan.
Membelit ke kiri Sinistrorsum voluoilis.
Jika dilihat dari atas arah belitan berlawanan dengan putaran jarum jam.
Batang membeli ke kanan Dextrorsum
volubilis jika arah belitan sama dengan arah jarum jam.
F.
Bentuk dan Permukaan Batang
Bentuk
batang umumnya bulat. Meskipun demikian, beberapa tumbuhan memiliki bentuk
batang yang tidak bulat. Bentuk batang menjadi kunci dalam determinisi dan
mengklasifikasi tumbuhan. Bentuk batang sendiri biasanya dilihat dari penampung
melintang. Berdasarkan hal ini, bentuk batang tumbuhan dibedakan yaitu, bulat,
bersegi, dan pipih. Batang bulat Teres,
jika penampang melintang menunjukan bangun lingkaran. Pada batang bersegi Angulasi, penampang melintang batang
menunjukan bangun segitiga Triangularis
dan segi empat Quadragulasi. Untuk
batang pipih, penampang melintang yang terlihat biasanya berbentuk elips atau
setengah lingkaran. Batang pipih biasanya selalu melebar menyerupai daun,
sehingga mengambil alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian
dinamakan filokladia Phyllociadium
dan kladodia Cladodium (Rosanti,
2013).
Dilihat
dari permukaan batang tumbuhan-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang
bermacam-macam, yaitu:
a. Licin Laevis) misalnya
batang jagung Zea mays.
b. Berusuk (Costatus), jika pada permukaannya
terdpat rigi-rigi yang mebujur, misalnya iler Coleus scutellarioides.
c. Berarul (Sulcatus),
jika pada arah membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya Cereus peruvianus
d. Bersayap (Alatus),
biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat
pelebaran yang tipis, misalnya pada gadung Dioscorea
alata dan markisa.
e. Berambut (Pilosus), seperti misalnya pada
tembakau Nicotiana tabacum.
f. Berduri (Pilosus), seperti misalnya pada
mawar Rose sp.
g. Memperlihatkan bekas-bekas daun,
misalnya pada papaya Carica papaya) dan
kelapa (Cocos
nucifera).
G.
Perbandingan
pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder
Perbedaan
menyolok di antara pengaruh pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder pada
perkembangan tumbuhan tidak dapat lebih diutamakan. Pertumbuhan primer
mengakibatkan penambahan tinggi, pertumbuhan sekuder menjadikan penambhan
diameter. Kadang-kadang dikira orang bahwa dahan pohon atau goresan pada
pepagan terbawah ke atas dengan pertumbuhan pohonya (Tjitrosomo, 1995).
Salah
satu bagian dari pepangan. Gabus kebanyakan tumbuhan berkayu dan beberapa
tumbuhan herba membentuk lapisan gabus di sisi luar batang, lapisan ini
biasanya didapati dalam ranting tumbuhan berkayu pada masa tumbuh yang pertama.
Gabus menghambat hilangnya air dari jaringan batang. Gabus juga dibentuk selama
penyembuhan luka, jadi mencegah pengeringan jaringan yang terbuka dan masuknya
fungi membusuk. Umbi kentang merupakan contoh umum dalam pembentukan gabus.
Kambium gabus terjadi pada awal perkembangan umbi dan menghasilkan lapisan
gabus yang tipis. Lapisan tipis atau kulit ini mudah hilang oleh penyikatan
atau menggarukan terhadap kentang yang baru panen. Jika umbi disimpan lapisan
gabus tersebut bertambah tebal, keras, dan hanya dapat dihilangkan dengan jalan
mengupas. Lapisan ini memungkinkan kentang untuk disimpan (Tjitrosomo, 1995).
Dikotil
basah memiliki pertumbuhan sekunder yang serupa dengan dikotil berkayu yang
seusia. Contohnya, Hibiscus caccabinus. Epidermis
batang bertahan pada waktu awal perkembangan periderm pertama, yakni dibawah
epidermis bersam lentisel. Satu lapis sel atau lebih dibawah epidermis dapat
berisi kloroplas. Dikotil memanjat sifat umum kelompok tambahn ini
adalah jari-jari empulurnya yang lebar membuat penampakan xilem sekunder
seolah-olah terbagi pada anggur (vitis), misalnya sistem pembulu primer
terdiri dari sejumlah berkas yang terpisah-pisah. Pada anggur pertama terbentuk
tepat dibawh epidermis, malainkan pada floem prime, periderm berikutnya
akan dibentuk pada floem sekunder (Hidayat, 1995).
H.
Alat-Alat
Tambahan Pada Batang
Alat-alat
tambahan merupakan modifikasi yang bukan berasal dari tiga srtuktur pokok
tumbuhan (akar, daun dan batang). karena bukan berasal dari akar, daun, dan
batang kadang-kadang struktur yang terbentuk tidak di anggap sebagai
modifikasi, melainkan hanya berupa alat tambahan (Rosanti, 2013).
Papilia (papillae)
yaitu penjolan-penjolan pada permukaan suatu alat, yang hanya merupakan
peninggian dinding sel yang sebelah luar. Papilla ini menyebabkan alat-alat
yang memilikinya jika diraba akan terasa halus seperti beludru, biasanya
terdapat pada daun mahkota bunga. Rambut-rambut yang terdapat pada biji kapas
dan bulu-bulu akar sesungguhnya adalah papilla, tetapi karena panjang menjadi
seperti rambut atau bulu-bulu (Rosanti,
2013).
Rambut-rambut
atau trikoma (trichoma) yaitu alat-alat tambahan yang berupa
rambut-rambut atau sisik-sisik yang pada pembentukannya hanya kulit luar tubuh
tumbuhan saja yang ikut mengambil bagian, oleh karena itu alat-alat ini
biasanya sangat mudah ditinggalkan trikoma pada tumbuhan dapat berupa: (Rosanti, 2013)
1. Sisik
bulu (ramentum), ialah bulu-bulu yang pipih yang menutupi batang atau
bagian-bagian tumbuhan yang lain, terdapat misalnya pada pakis haji (Cycas
rumphii )
2. Sisik
(lepis), bagian-bagian yang pipih menempel rapat pada alat-alat tumbuhan,
misanlnya daun atau tangkai daun, terdapat misalnya pada sisi bawah daun durian
(Durio zibethinus Mur.)
3. Bulu-bulu
atau rambut halus (pilus), bulu-bulu atau rambut-rambut ini sangat
berrmacam-macam bentuk dan susunannya, ada yang bercabang, ada yang seperti
bintang misalnya pada daun waru (Hibiscus tilaceus L.)
4. Rambut
kelenjar (pilus capitatus), bentuknya seperti bulu-bulu pada umumnya,
tetapi dari bagian ujungnya dapat dikeluarkan suatu zat misalnya semacam resin
seperti terdapat pasa daun tembakau (Nicotiana tabacum L.)
5. Emergensia
(emergentia) yaitu alat-alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas
bagian-bagian kulit luar ikut pula membgambil bagian dalam pembentukannya. Yang
digolongkan:
6. Rambut-rambut
gatal atau perangsang (stimulus), yaitu rambut-rambut yang ujungnya
mudah patah, dan jika sudah patah ujungnya menjadi alat semaccam jarum
penyuntik yang tajam, mudah menusuk kulit, dan melalui liang pada ujungnya tadi
ke dalam kulit dimasukkan zat-zat yang kepada kulit memberikan rasa gatal dan panas,
sperti misalnya terdapat pada daun kemaduh.
7. Duri
tempel (aculeus), duri yang mudah bditinggakan dari alat yang
mendukungnya terdapat misalnya pada mawar (Rosa sp.)
Alat-alat tambahan bagi tumbuhan
mempunyai fungsi yang berbeda-beda antara lain: (Rosanti, 2013)
a.
Sebagai pelindung terhadap gangguan binatang yaitu yang berupa duri dan
rambut-rambut gatal
b.
Sebagai pelindung terhadap kekeringan, penguapan air yang terlalu besar,
misalnya rambut-rambut pada kaktus.
c. Sebagai alat
untuk penyerapan air dan zat-zat makanan, yaitu bulu-bulu akar.
d. Sebagai alat untuk
pemancaran (dispersal) biji, misalnya rambut-rambut pada biji
kapas (Gossypium sp.).
e. Sebagai alat
untuk pernapasan yaitu lentisel.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Adapun
Praktikum Morfologi Tumbuhan Modifikasi Pada Batang dilaksakan pada Sabtu 02
November 2015, pukul 09.00-10.30 WIB. Di laboratorium Fisika Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada
praktikum Modifikasi Pada Batang antara lain: lup, mikroskop binokuler, pensil
warna, dan mistar.
2.
Bahan
praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum praktikum
Modifikasi Pada Batang yaitu: buku gambar, kangkung (Ipomeae reptans), eceng gondok (Eichornia
crassipes), teratai (Nelumbium
nelumbo),
kunyit (Curcuma longa Linn.), markisa (Passiflora guadrangulans), sirih (Piper betle L.),
kaktus (Opuntia vulgaris).
C.
Cara Kerja
Adapun cara
kerja yang dilakukan pada praktikum ini antara lain, pertama kangkung (Ipomeae
reptans), eceng
gondok (Eichornia crassipes), teratai (Nelumbium
nelumbo), kunyit (Curcuma
longa Linn.), markisa (Passiflora
guadrangulans), sirih (Piper betle L.), kaktus (Opuntia vulgaris) diamati kemudian
dibandingkan bagian-bagian, dan
sifat-sifatnya kemudian hasil dari pengamatan digambarkan beserta dengan
keterangan-keterangannya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan
No
|
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
1.
|
Sirih (Piper bettle)
|
A. Bentuk batang modifikasi : akar pembelit (sulur)
B. Jenis batang : batang semu (herbaceus
)
C. Bentuk batang : bulat (teres)
D. Warna batang : hijau
E. Pola percabangan : monopodial
F. Organ tambahan : akar
G. Adaptasi lingkungan : akar
|
2.
|
Lengkuas
(Alpinia galanga)
|
A. Bentuk batang modifikasi : rimpang (rhizoma)
B. Jenis batang : basah/semu (herbaceus )
C. Bentuk batang : bulat (teres)
D. Warna batang
: hijau
E. Pola percabangan :monopodial
F. Organ tambahan : akar
G. Adaptasi lingkungan : akar dan upih
|
3.
|
Kangkung (Ipomoea aquatic)
|
A. Bentuk batang modifikasi : stolon
B. Jenis batang : basah/semu (herbaceus)
C. Bentuk batang : bulat (teres)
D. Warna batang : hijau
E. Pola percabangan: monopodial
F. Organ tambahan : akar
G. Adaptasi lingkungan : batang berongg
|
4.
|
Kaktus (Fenocactus pilosus)
|
A. Bentuk batang modifikasi : duri
B. Jenis batang : mendong (calamus)
C. Bentuk batang : pipih
D. Warna batang : hijau
E. Pola percabangan: monopodial
F. Organ tambahan : duri
G. Adaptasi lingkungan : duri
|
5.
|
Eceng Gondong (Eichornia crassipes)
|
A. Bentuk batang modifikasi : stolon
B. Jenis batang : basah/semu (herbaceus)
C. Bentuk batang : bulat (teres)
D. Warna batang : hijau
E. Pola percabangan: simpodial
F. Organ tambahan : batang berongga
G. Adaptasi lingkungan : batang berongga
|
6.
|
Markisah (Passiflora guadrangulans)
|
A. Bentuk batang modifikasi : akar pembelit (sulur)
B. Jenis batang : basah/semu (herbaceus)
C. Bentuk batang : bulat (teres)
D. Warna batang : hijau
E. Pola percabangan: monopodial
F. Organ tambahan : akar
G. Adaptasi lingkungan : akuatik
|
7.
|
Teratai (Nymphea sp)
|
A. Bentuk batang modifikasi : stolon
B. Jenis batang : basah/semu (herbaceus)
C. Bentuk batang : bulat (teres)
D. Warna batang : hijau
E. Pola percabangan: monopodial
F. Organ tambahan : akar
G. Adaptasi lingkungan : akuatik
|
B.
Pembahasan
Dari
hasil praktikum yang telah di lakukan di ketahui bahwa batang tanaman dapat
melakukan modifikasi contoh tananaman yang dapat melakukan modifikasi yang
telah kami amati saat melakukan paraktikum yaitu, batang markisa (Passiflora
guadrangulans), eceng godok (Eichornia crassipes), kangkung air
(Ipomeae
reptans) Kunyit (Curcuma longa L.) sirih (Piper betle L), kaktus (Ferocactus pilosus)
dan teratai (Neliumbium nelumbo ).
Pada batang
sirih (Piper betle L.)
bentuk modifikasi berupa sulur stolon, jenis batang sirih planta caulis
(calamus), bentuk batangnya bulat (teres), warna batangnya hijau, percabangannya
monopodial, organ tambahan pada batanng sirih akar pelekat, bentuk adaptasi
batang sisih akar yang panjang.
Menurut Rosanti
(2013),alat pembelit ini berasal dari cabang atau tunas daun, di mana pangkal
tumbuhnya cabang pembelit dapat dilihat ketiak daun atau berhadapan dengan
daun, dan seringkali masih mendukung daun-daun kecil. Akar pembelit adalah alat
pembelit yang merupakan modifikasi akar. Akar pembelit berfungsi untuk
melekatkan diri pada batang atau penunjang, saat tumbuhan akan memanjat.
Pada batang kaktus
(Ferocactus pilosus) bentuk
modifikasi batang kaktus dengan adanya duri (spina),
jenis batang planta caulis (herbaceus), bentuk batangnya pipih, warna batangnya hijau, percabangan simpodial, organ tambahannya tidak ada,
bentuk adaptasi :daun tereduksi dan batang berkutikula.
Menurut Rosanti
(2013),duri daun merupakan modifikasi daun. Biasanya duri daun berbentuk halus
dalam jumlah yang banyak. Duri daun biasanya terdapat pada tumbuhan yang hidup
di daerah kering, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan untuk mengurangi
penguapan air. Bukti duri ini berasal dari daun, dapat terlihat dari adanya
kuncup atau tunas yang keluar dari ketiaknya atau batang
Pada batang enceng gondok (Eichornia
crassipes) bentuk modifikasi
stolon, jenis batangnya planta caulis
(calamus), bentuk batang bulat (teres), warna batangnya putih,
percabangan simpodial, organ tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi batang enceng
gondok pada saat dalam air upih membesar dan berongga, bentuk adaptasi ini
membantuh enceng gondok untuk mengapung dalam air.
Pada batang markisa (Passiflora guadrangulans) bentuk
modifikasinya stolon, jenis batang
planta caulis, bentuk batangnya bulat (teres), warna batang hijau, percabangannya
simpodial, organ tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi batang berongga bisa dilihat batang berongga
pada saat di potong.
Pada batang kangkung (Ipomeae reptans) bentuk modifikasi
pada batang geragih (stolon), jenis
batang planta caulis (herbaceus),
bentuk batangnya bulat (teres), berwarna hijau, percabangannya simpodial, organ
tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi berupa batang berongga hal ini
disebabkan karena habitat atau tempat hidup kangkung berada dalam air agar
batang atau tubuh tidak membusuk ketika berada dalam air.
Pada lengkuas (Langkuas galanga) bentuk modifikasi pada
batang rhizoma, jenis batang planta caulis
(herbaceus), bentuk batang: bulat
(teres), berwarna kemerahan, percabangannya simpodial, organ
tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi pada batang lengkuas tidak ada. Pada teratai (Nympheae sp) bentuk
modifikasi berupa geragih (stolon), jenis batang planta caulis
(herbaceus), bentuk batang bulat (teres), berwarna kemerahan, percabangannya simpodial, organ
tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi batang berongga sama seperti pada batang
kangkung.
Menurut Rosanti
(2013),tumbuh menjahui pusat bumi. Pada batang sajati, ruas-ruas batang yang
merupakan jarak antara dua buku batang merupakan tempat duduknya daun. Sifat
tersebut juga ditunjukkan pada rimpang. Ruas-ruas batang tetap terlihat,
sedangkan daun termodifikasi menjadi sisik-sisik yang melekat pada setiap ruas.
Selain itu percabangan pada batang juga tampak pada rimpang, yang ditunjukkan oleh
tunas-tunas rimpang yang berukuran kecil. Pada tunas ini akan tumbuh sejati
yang akan muncul ke permukaan tanah. Arah pertumbuhan batang yang selalu
menjauhi pusat bumi juga dimiliki oleh rimpang. Tidak pernah tumbuh ke bawah,
melainkan mendatar di dalam tanah. Biasnya rimpang yang ditanam akan segera
tumbuh akar pada ruas-ruasnya dan tunas-tunasnya daun. Akar akan tumbuh sesuai
dengan sifatnya yaitu menuju ke pusat bumi (geotrofi
positif), dan tunas-tunas daun akan muncul ke permukaan tanah.
Beberapa jenis
modifikasi batang ini merupakan cara batang untuk beradaptasi terhadap
lingkungannya, karena mengingat tempat dan keadaannya adalah bagian dari tumbuh- tumbuhan. batang
dapat di samakan dengan tumbuh- tumbuhan oleh karena itu batang dapat
mempertahankan fungsinya. Batang melakukan fungsinya sebagai adaptasi terhadap
lingkungan. Adaptasi tumbuhan berbeda-berbeda tergantung kebutuhan dari
tumbuhan tersebut (Supriyadi, 2012)
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Modifikasi batang merupakan salah satu jalan bagi
tubuh tumbuhan dalam melakukan adaptasi atau menyesuaikan diri terhadap
lingkungan di sekitarnya, artinya adaptasi dapat dilakukan tumbuhan dengan
melakukan modifikasi pada bagian tubuh tumbuhan itu sendiri, termasuk batang.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan kita dapat mengetahui bahwa tanaman
eceng gondok, kangkung air, dan teratai yang memiliki bentuk modifikasi
berupa stolon, hanya lengkuas yang memiliki bentuk modifikasi batang yang berupa rimpang,
sedangkan yang memiliki modifikasi akar pembelit (sulur) adalah tanaman sirih saja. Dan bentuk modifikasi batangnya
duri yaitu pada tanaman kaktus saja, pada tanaman markisah bentuk modifikasi
batangnya berkayu.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat. 1995. Antomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: KANSIUS
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbumbuhan. Jakarta:
Erlangga.
Tjitrosoepomo, Gembong.
2012. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gajah mada.
Tjitrosomo, Siti
Sutarmi. 1980. Botani Umum. Bandung:
Angkasa
Supriyadi. 2012. Modifikasi Pada Batang Web:Http://www.aca
lia/mareta pdf. Diakses pada hari sabtu 6
Desember 2015,
pukul 16.00 WIB.
No Deposit Bonuses 2021 | Get $10 Free + $20FS
BalasHapusThe Best No Deposit Casinos and Bonuses for December 2021 — Get a $10 아르고 캡쳐 Free + $20FS bonus! · 1. Planet 7 Casino - 샌즈 $25 Free · 벳 365 우회 접속 2. Red Dog Casino - $1000 Free 토토 사이트 목록 · 토토사이트직원모집 3. Red