Kamis, 07 Januari 2016

LAPORAN PRAKTIKUM MORTUM MODIFIKASI PADA BATANG

LAPORAN PRAKTIKUM
MODIFIKASI PADA BATANG (CAULIS)



 Nama   :           Muhammad Irsan
NIM    :           14 222 102

Dosen Pengampu
Ike Apriani, M. Si

Asisten
Tri Oktari


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia banyak berhubungan dengan tumbuhan. Tumbuhan merupakan organism yang mempunyai peran penting bagi organism lain. Seluruh organ-organ yang meliputi akar, batang, daun, bunga, dan buah semuanya dibutuhkan organism lain. Saat melakukan pengamatan terhadap organ atau tumbuhan ditemukan lubang-lubang yang berukuran kecil dipermukaan bawah daun. Permukaan daun juga ada yang halus, licin, dan kasar. Berbagai jenis permukaan daun tersebut merupakan pokok yang akan dibahas dalam pengamatan ini. Pada umum batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain. Batang terdiri atas dari ruas-ruas yang pada tiap perbatasan ruas inilah terhadap daun.  Arah tumbuh batang biasanya keatas, menuju cahya matahari bersifat Fototrop atau Heliotrop (Tjitrosoepomo, 2013).
Batang selalu bertambah panjang pada ujungnya, mengadakan percabangan pada umumnya tidak berwarna hijau, kecuali yang umurnya pendek. Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis batang, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis batang tumbuhan tidakla mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu diperlukan penelitian atau pemeriksaann secara lengsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan (Tjitrosoepomo, 2013).
Batang merupakan bagian tumbuhan yang amat penting dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tumbuhan, batang disamakan dengan sumbuh tumbuhan. Salah satu fungsi batang adalah sebagai tempat penimbunan cadangan makanan, dengan fungsi ini, pada bagian batang tertentuk akan mengalami perubahan bentuk sehingga bentukny berbeda disbanding bentuk batang pada umumnya. Batang yang bentuknya berubah ini disebut batang yang telah mengalami modifikasi. Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis (Rosanti, 2013).
Batang merupakan organ tempat lintasan makanan hasil fotosintesis yang di produksi oleh daun.sebagian hasil fotosintesis tersebut dibawa keseluruh tubuh dan sebagian lagi di simpan pada batang sebagai cadangan makanan. Pada batang buku, adalah tempat meletaknya daun pada batang, dan batang diantara 2 daun berurutan disebut ruas. Kuncup yang terletak pada ujung batang disebut kuncup terminal. Bersama kuncup aksial, kuncup terminal akan menentukan bentuk dari percabangan (Rosanti, 2013).
B.            Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengamatan modifikasi batang ini yaitu: Memahami beberapa struktur tumbuhan yang merupakan hasil modifikasi dari batang.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.           Pengertian dan Sifat Umum Batang
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Batang tumbuh dari batang lembaga yang tumbuh dari dalam biji. Selanjutnya pertumbuhan berasal dari titik tumbuh berupa maristem apical yang terdapa dari batang. Mengingat tampat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun yang meletak padanya (Tjitrosoepomo, 2012) Beberapa sifat umum batang antara lain :
a.         Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu selalu bersifat aktinomorf  yang dapat dengan jumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang tertngkap.
b.        Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh-oleh buku-buku, dan pada buku-buku tersebut terdapat daun.
c.         Tumbuhnya biasanya keatas, menuju cahaya matahari bersifat fotorop atau heliotrope.
d.        Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umumnya pendek  sepeti rumput dan pada waktu batang masih muda.
e.         Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
f.         Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.

B.            Bentuk Modifikasi Batang
a.         Stolon adalah batang horizontal panjang yang menjajar diatas tanah maupun air. Pada buku-buku batangnya tumbuh tunas dan berbentuk akar. Setelah beberap waktu tanaman ini tumbuh memanjang dam menjauhi hidupnya lalu membengkok ke atas membentuk individu baru.
b.        Rhizome/rimpang adalah dibawah tanah yang tumbuh horizontal dan biasanya bercabang, berbuku, beruas daun yang melekat pada buku berbentuk sisik yang tipis seperti selaput dan waranya tidak hijau.
c.         Umbi batang dapat dirspesiasialisai serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan untuk fotosintesis. Umbi batang merupakan salah satu bentuk modifikasi batang yang berguna untuk menyimpan cadangan makanan
d.        Umbi lapis umbu ini terselubung oleh lapisan luar yang kering dan tipis seperti selaput. Menutup yang dinamakan tunika, berperan sebagai pelindung terhadap kekeringan dan luka mekanisme terhadap umbi.
e.         Kormus terdiri dari batang pendek dan gemuk yang berorientasi vertical dalam tanah dan diselubungi sisik (daun) kering. Kormus dapat menghasilkan anak kormus yang disebut kormel yang merupakan yunas yang berkembang biak di tekiak daun pada kormus induk. Sering kali kormel terdapat diujung sumbu batang yang tergolong geragih.
f.         Umbi sisik umbi ini memiliki penutup kering. Sisik terpisah dan tidak sama tingginya serta semua melekat pada papan basal.  Pada umumnya umbi sisik ini mudah rusak dan perlu dirawat agar tetap lembab, sebab luka jika kekeringan (Rosanti, 2013).

C.           Pengertian Adaptasi dan Modifikasi Batang
Adaptasi adalah proses penyesuaian dari dengan perubahan lingkungan. Pada batang adaptasi  sangat penting dilakaukan, hal ini berkaitan erat dengan kondisi lingkungan tumbuhan yang bersangkutan. Teknik beradaptasi terbagi menjadi 3, yaitu  (Rosanti, 2013).
a.    Adaptasi morfologi yang adaptasi dengan perubahan struktur tubuh, termasuk di dalamnya adaptasi batang.
b.    Adaptasi fisiologi yaitu adaptasi dengan perubahan fungsi organ tubuh.
c.    Adaptasi tingkah laku yaitu adaptasi dengan perubahan tingkah laku.

D.            Tumbuhan yang tidak Berbatang dan Jelas Berbatang
Jika kita memandingkan beberapa jenis tumbuhan, ada yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang kehilatannya tidak berbatang. Oleh karena itu dapat dibedakan menjadi tumbuhan yang tidak berbatang Planta acaulis dan tumbuhan yang jelas berbatang. Di mana tumbuhan yang tidak berbatang  Planta acaulisI yaitu tumbuhan yang sesungguhnya berbatang, namun kelihatannya saja tidak ada karena batang sangat pendek dan daunnya seakan-akan keluar pada bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain disebut roset Rosula. Sedangkan tumbuhan yang jelas berbatang adalah tumbuhan yang berbatangnya jelas terlihat (Tjitrosoepomo, 2012).

E.            Aruh  Tumbuh Batang
       Walaupun batang umumnya tumbuh kearah cahaya, menjauhi tanah dan air, tetapi arahnya dapat memperlihtakan beberapa variasi, sehingga arah tumbuh batang dibedakan menjadi:
a.    Tidak lurus erectus, yaitu jika arahnya lurus ke atas. Batang tegak lurus biasanya tidak bercabang, misalnya papaya Carica papaya L, kelapa Cocos  nucifera dan beberapa jenis cemara.
b.    Menggantung (Dependens), pendulu. Batang seperti ini hanya dimiliki olehtumbuhan-tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang. Misalnya (Zebrina) pendula atau tumbuhan-tumbuhan yang hidup diatas pohon sebagai epifit misalnya jenis anggrek.
c.    Berbaring (Humifusus) Batang ini terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok keatas misalnya pada semangka Citrillus vulgaris.
d.   Menjalar atau merayap (Repes) Batang menjalar hamper sama dengan batang berbaring. Yang membedakan terletak dari buku-bukunya yang mengelurkan akar, sehingga dapat tumbuh menjadi tunas. Batang menjalar dapat ditemukan pada kangkung lpomoea crassicaulis, ubi jalar lpomoea batatas.
e.    Serong keatas atau condong (Ascendens), pangkal batang seperti hendak bebaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok keatas, misalnya pada kacang tanah Arachis hypogaea.
f.     Mengangguk (Nutans).  Batang ini tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujunya lalu membengkok kembali ke bawah seperti mengangguk.
g.    Memanjang (Scandens) Yaitu jika batang tumbuh keatas dengan menggunakan penunjang.
h.    Membelit Volubiis. Bebeda dengan batang memanjat yang menggunakan alat bantu untuk naik ke atas, batang membelit tidak menggunakan alat bantu, tetapi batang tumbuhan itulah yang membelit. Arah membelit terbagi dua, yaitu kiri dan kanan. Membelit ke kiri Sinistrorsum voluoilis. Jika dilihat dari atas arah belitan berlawanan dengan putaran jarum jam. Batang membeli ke kanan Dextrorsum volubilis jika arah belitan sama dengan arah jarum jam.

F.            Bentuk dan Permukaan Batang
Bentuk batang umumnya bulat. Meskipun demikian, beberapa tumbuhan memiliki bentuk batang yang tidak bulat. Bentuk batang menjadi kunci dalam determinisi dan mengklasifikasi tumbuhan. Bentuk batang sendiri biasanya dilihat dari penampung melintang. Berdasarkan hal ini, bentuk batang tumbuhan dibedakan yaitu, bulat, bersegi, dan pipih. Batang bulat Teres, jika penampang melintang menunjukan bangun lingkaran. Pada batang bersegi Angulasi, penampang melintang batang menunjukan bangun segitiga Triangularis dan segi empat Quadragulasi. Untuk batang pipih, penampang melintang yang terlihat biasanya berbentuk elips atau setengah lingkaran. Batang pipih biasanya selalu melebar menyerupai daun, sehingga mengambil alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan filokladia Phyllociadium dan kladodia Cladodium (Rosanti, 2013).
Dilihat dari permukaan batang tumbuhan-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang bermacam-macam, yaitu:
a.    Licin Laevis) misalnya batang jagung Zea mays.
b.    Berusuk (Costatus), jika pada permukaannya terdpat rigi-rigi yang mebujur, misalnya iler Coleus scutellarioides.
c.    Berarul (Sulcatus), jika pada arah membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya Cereus peruvianus
d.   Bersayap (Alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada gadung Dioscorea alata dan markisa.
e.    Berambut (Pilosus), seperti misalnya pada tembakau Nicotiana tabacum.
f.     Berduri (Pilosus), seperti misalnya pada mawar Rose sp.
g.    Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya Carica papaya) dan kelapa (Cocos nucifera).

G.           Perbandingan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder
Perbedaan menyolok di antara pengaruh pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder pada perkembangan tumbuhan tidak dapat lebih diutamakan. Pertumbuhan primer mengakibatkan penambahan tinggi, pertumbuhan sekuder menjadikan penambhan diameter. Kadang-kadang dikira orang bahwa dahan pohon atau goresan pada pepagan terbawah ke atas dengan pertumbuhan pohonya (Tjitrosomo, 1995).
Salah satu bagian dari pepangan. Gabus kebanyakan tumbuhan berkayu dan beberapa tumbuhan herba membentuk lapisan gabus di sisi luar batang, lapisan ini biasanya didapati dalam ranting tumbuhan berkayu pada masa tumbuh yang pertama. Gabus menghambat hilangnya air dari jaringan batang. Gabus juga dibentuk selama penyembuhan luka, jadi mencegah pengeringan jaringan yang terbuka dan masuknya fungi membusuk. Umbi kentang merupakan contoh umum dalam pembentukan gabus. Kambium gabus terjadi pada awal perkembangan umbi dan menghasilkan lapisan gabus yang tipis. Lapisan tipis atau kulit ini mudah hilang oleh penyikatan atau menggarukan terhadap kentang yang baru panen. Jika umbi disimpan lapisan gabus tersebut bertambah tebal, keras, dan hanya dapat dihilangkan dengan jalan mengupas. Lapisan ini memungkinkan kentang untuk disimpan (Tjitrosomo, 1995).
Dikotil basah memiliki pertumbuhan sekunder yang serupa dengan dikotil berkayu yang seusia. Contohnya, Hibiscus caccabinus. Epidermis batang bertahan pada waktu awal perkembangan periderm pertama, yakni dibawah epidermis bersam lentisel. Satu lapis sel atau lebih dibawah epidermis dapat berisi kloroplas. Dikotil memanjat sifat umum kelompok tambahn ini adalah jari-jari empulurnya yang lebar membuat penampakan xilem sekunder seolah-olah terbagi pada anggur (vitis), misalnya sistem pembulu primer terdiri dari sejumlah berkas yang terpisah-pisah. Pada anggur pertama terbentuk tepat dibawh epidermis, malainkan pada floem prime, periderm berikutnya akan dibentuk pada floem sekunder (Hidayat, 1995).

H.           Alat-Alat Tambahan Pada Batang
Alat-alat tambahan merupakan modifikasi yang bukan berasal dari tiga srtuktur pokok tumbuhan (akar, daun dan batang). karena bukan berasal dari akar, daun, dan batang kadang-kadang struktur yang terbentuk tidak di anggap sebagai modifikasi, melainkan hanya berupa alat tambahan (Rosanti, 2013).
Papilia (papillae) yaitu penjolan-penjolan pada permukaan suatu alat, yang hanya merupakan peninggian dinding sel yang sebelah luar. Papilla ini menyebabkan alat-alat yang memilikinya jika diraba akan terasa halus seperti beludru, biasanya terdapat pada daun mahkota bunga. Rambut-rambut yang terdapat pada biji kapas dan bulu-bulu akar sesungguhnya adalah papilla, tetapi karena panjang menjadi seperti rambut atau bulu-bulu (Rosanti, 2013).
Rambut-rambut atau trikoma (trichoma) yaitu alat-alat tambahan yang berupa rambut-rambut atau sisik-sisik yang pada pembentukannya hanya kulit luar tubuh tumbuhan saja yang ikut mengambil bagian, oleh karena itu alat-alat ini biasanya sangat mudah ditinggalkan trikoma pada tumbuhan dapat berupa: (Rosanti, 2013)
1. Sisik bulu (ramentum), ialah bulu-bulu yang pipih yang menutupi batang atau bagian-bagian tumbuhan yang lain, terdapat misalnya pada pakis haji (Cycas rumphii )
2. Sisik (lepis), bagian-bagian yang pipih menempel rapat pada alat-alat tumbuhan, misanlnya daun atau tangkai daun, terdapat misalnya pada sisi bawah daun durian (Durio zibethinus Mur.)
3. Bulu-bulu atau rambut halus (pilus), bulu-bulu atau rambut-rambut ini sangat berrmacam-macam bentuk dan susunannya, ada yang bercabang, ada yang seperti bintang misalnya pada daun waru (Hibiscus tilaceus L.)
4. Rambut kelenjar (pilus capitatus), bentuknya seperti bulu-bulu pada umumnya, tetapi dari bagian ujungnya dapat dikeluarkan suatu zat misalnya semacam resin seperti terdapat pasa daun tembakau (Nicotiana tabacum L.)
5. Emergensia (emergentia) yaitu alat-alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagian-bagian kulit luar ikut pula membgambil bagian dalam pembentukannya. Yang digolongkan:
6. Rambut-rambut gatal atau perangsang (stimulus), yaitu rambut-rambut yang ujungnya mudah patah, dan jika sudah patah ujungnya menjadi alat semaccam jarum penyuntik yang tajam, mudah menusuk kulit, dan melalui liang pada ujungnya tadi ke dalam kulit dimasukkan zat-zat yang kepada kulit memberikan rasa gatal dan panas, sperti misalnya terdapat pada daun kemaduh.
7. Duri tempel (aculeus), duri yang mudah bditinggakan dari alat yang mendukungnya terdapat misalnya pada mawar (Rosa sp.)
Alat-alat tambahan bagi tumbuhan mempunyai fungsi yang berbeda-beda antara lain: (Rosanti, 2013)
a.   Sebagai pelindung terhadap gangguan binatang yaitu yang berupa duri dan rambut-rambut gatal
b.  Sebagai pelindung terhadap kekeringan, penguapan air yang terlalu besar, misalnya rambut-rambut pada kaktus.
       c.    Sebagai alat untuk penyerapan air dan zat-zat makanan, yaitu bulu-bulu akar.
 d.   Sebagai alat untuk pemancaran (dispersal) biji, misalnya rambut-rambut pada       biji kapas (Gossypium sp.).
       e.    Sebagai alat untuk pernapasan yaitu lentisel.
























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Tempat
Adapun Praktikum Morfologi Tumbuhan Modifikasi Pada Batang dilaksakan pada Sabtu 02 November 2015, pukul 09.00-10.30 WIB. Di laboratorium Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

B.       Alat dan Bahan
1.         Alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum Modifikasi Pada Batang antara lain: lup, mikroskop binokuler, pensil warna, dan mistar.

2.         Bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum praktikum Modifikasi Pada Batang yaitu: buku gambar, kangkung (Ipomeae reptans), eceng gondok (Eichornia crassipes), teratai (Nelumbium nelumbo), kunyit (Curcuma longa Linn.), markisa (Passiflora guadrangulans), sirih (Piper betle L.), kaktus (Opuntia vulgaris).

C.      Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini antara lain, pertama kangkung (Ipomeae reptans), eceng gondok (Eichornia crassipes), teratai (Nelumbium nelumbo), kunyit (Curcuma longa Linn.), markisa (Passiflora guadrangulans), sirih (Piper betle L.), kaktus (Opuntia vulgaris) diamati kemudian dibandingkan bagian-bagian,  dan sifat-sifatnya kemudian hasil dari pengamatan digambarkan beserta dengan keterangan-keterangannya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
   Tabel 1. Hasil Pengamatan
No
Gambar hasil pengamatan
Keterangan
1.
Sirih (Piper bettle)
A.    Bentuk batang modifikasi : akar pembelit (sulur)
B.    Jenis batang : batang  semu (herbaceus )
C.    Bentuk batang : bulat (teres)
D.    Warna batang : hijau
E.    Pola percabangan : monopodial
F.     Organ tambahan : akar
G.    Adaptasi lingkungan : akar



2.
Lengkuas (Alpinia galanga)

A.    Bentuk batang modifikasi : rimpang (rhizoma)
B.    Jenis batang : basah/semu (herbaceus )
C.    Bentuk batang : bulat (teres)
D.    Warna batang  : hijau
E.    Pola percabangan :monopodial
F.     Organ tambahan : akar
G.    Adaptasi lingkungan : akar dan upih




3.
Kangkung (Ipomoea aquatic)






A.    Bentuk batang modifikasi  : stolon
B.    Jenis batang : basah/semu (herbaceus)
C.    Bentuk batang : bulat (teres)
D.    Warna batang : hijau
E.    Pola percabangan: monopodial
F.     Organ tambahan : akar
G.    Adaptasi lingkungan : batang berongg
4.
Kaktus (Fenocactus pilosus)

A.    Bentuk batang modifikasi : duri
B.    Jenis batang : mendong (calamus)
C.    Bentuk batang : pipih
D.    Warna batang : hijau
E.    Pola percabangan: monopodial
F.     Organ tambahan : duri
G.    Adaptasi lingkungan : duri
5.
Eceng Gondong (Eichornia crassipes)
A.    Bentuk batang modifikasi : stolon
B.    Jenis batang : basah/semu  (herbaceus)
C.    Bentuk batang : bulat (teres)
D.    Warna batang : hijau
E.    Pola percabangan: simpodial
F.     Organ tambahan : batang berongga
G.    Adaptasi lingkungan : batang berongga


6.
Markisah (Passiflora guadrangulans)
A.    Bentuk batang modifikasi : akar pembelit (sulur)
B.    Jenis batang : basah/semu (herbaceus)
C.    Bentuk batang : bulat (teres)
D.    Warna batang : hijau
E.    Pola percabangan: monopodial
F.     Organ tambahan : akar
G.    Adaptasi lingkungan : akuatik



7.
Teratai (Nymphea sp)
A.    Bentuk batang modifikasi : stolon
B.    Jenis batang : basah/semu (herbaceus)
C.    Bentuk batang : bulat (teres)
D.    Warna batang : hijau
E.    Pola percabangan: monopodial
F.     Organ tambahan : akar
G.    Adaptasi lingkungan : akuatik




B.           Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah di lakukan di ketahui bahwa batang tanaman dapat melakukan modifikasi contoh tananaman yang dapat melakukan modifikasi yang telah kami amati saat melakukan paraktikum yaitu, batang markisa (Passiflora guadrangulans), eceng godok (Eichornia crassipes), kangkung air (Ipomeae reptans) Kunyit (Curcuma longa L.) sirih (Piper betle L), kaktus (Ferocactus pilosus) dan teratai (Neliumbium nelumbo ).
Pada batang sirih (Piper betle L.) bentuk modifikasi berupa sulur stolon, jenis batang sirih planta caulis (calamus), bentuk batangnya bulat (teres), warna batangnya hijau, percabangannya monopodial, organ tambahan pada batanng sirih akar pelekat, bentuk adaptasi batang sisih akar yang panjang.
Menurut Rosanti (2013),alat pembelit ini berasal dari cabang atau tunas daun, di mana pangkal tumbuhnya cabang pembelit dapat dilihat ketiak daun atau berhadapan dengan daun, dan seringkali masih mendukung daun-daun kecil. Akar pembelit adalah alat pembelit yang merupakan modifikasi akar. Akar pembelit berfungsi untuk melekatkan diri pada batang atau penunjang, saat tumbuhan akan memanjat.
Pada batang  kaktus  (Ferocactus pilosus) bentuk modifikasi batang kaktus dengan adanya duri (spina), jenis batang planta caulis (herbaceus), bentuk batangnya  pipih, warna batangnya hijau, percabangan  simpodial, organ tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi :daun tereduksi dan batang berkutikula.
Menurut Rosanti (2013),duri daun merupakan modifikasi daun. Biasanya duri daun berbentuk halus dalam jumlah yang banyak. Duri daun biasanya terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah kering, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan untuk mengurangi penguapan air. Bukti duri ini berasal dari daun, dapat terlihat dari adanya kuncup atau tunas yang keluar dari ketiaknya atau batang
Pada batang enceng gondok (Eichornia crassipes) bentuk modifikasi stolon, jenis batangnya planta caulis (calamus), bentuk batang  bulat (teres), warna batangnya putih, percabangan simpodial, organ tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi batang enceng gondok pada saat dalam air upih membesar dan berongga, bentuk adaptasi ini membantuh enceng gondok untuk mengapung dalam air.
 Pada batang markisa (Passiflora guadrangulans) bentuk modifikasinya stolon, jenis batang  planta caulis, bentuk batangnya bulat (teres), warna batang hijau, percabangannya simpodial, organ tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi  batang berongga bisa dilihat batang berongga pada saat di potong.
Pada batang kangkung  (Ipomeae reptans) bentuk modifikasi pada batang geragih (stolon), jenis batang planta caulis (herbaceus), bentuk batangnya bulat (teres), berwarna hijau, percabangannya simpodial, organ tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi berupa batang berongga hal ini disebabkan karena habitat atau tempat hidup kangkung berada dalam air agar batang atau tubuh tidak membusuk ketika berada dalam air.
Pada lengkuas (Langkuas galanga) bentuk modifikasi pada batang rhizoma, jenis batang planta caulis (herbaceus), bentuk batang: bulat (teres), berwarna  kemerahan, percabangannya simpodial, organ tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi pada batang lengkuas tidak ada. Pada teratai (Nympheae sp) bentuk modifikasi berupa geragih (stolon), jenis batang  planta caulis (herbaceus), bentuk batang  bulat (teres), berwarna  kemerahan, percabangannya simpodial, organ tambahannya tidak ada, bentuk adaptasi  batang berongga sama seperti pada batang kangkung.
Menurut Rosanti (2013),tumbuh menjahui pusat bumi. Pada batang sajati, ruas-ruas batang yang merupakan jarak antara dua buku batang merupakan tempat duduknya daun. Sifat tersebut juga ditunjukkan pada rimpang. Ruas-ruas batang tetap terlihat, sedangkan daun termodifikasi menjadi sisik-sisik yang melekat pada setiap ruas. Selain itu percabangan pada batang juga tampak pada rimpang, yang ditunjukkan oleh tunas-tunas rimpang yang berukuran kecil. Pada tunas ini akan tumbuh sejati yang akan muncul ke permukaan tanah. Arah pertumbuhan batang yang selalu menjauhi pusat bumi juga dimiliki oleh rimpang. Tidak pernah tumbuh ke bawah, melainkan mendatar di dalam tanah. Biasnya rimpang yang ditanam akan segera tumbuh akar pada ruas-ruasnya dan tunas-tunasnya daun. Akar akan tumbuh sesuai dengan sifatnya yaitu menuju ke pusat bumi (geotrofi positif), dan tunas-tunas daun akan muncul ke permukaan tanah.
Beberapa jenis modifikasi batang ini merupakan cara batang untuk beradaptasi terhadap lingkungannya, karena mengingat tempat dan keadaannya  adalah bagian dari tumbuh- tumbuhan. batang dapat di samakan dengan tumbuh- tumbuhan oleh karena itu batang dapat mempertahankan fungsinya. Batang melakukan fungsinya sebagai adaptasi terhadap lingkungan. Adaptasi tumbuhan berbeda-berbeda tergantung kebutuhan dari tumbuhan tersebut (Supriyadi, 2012)


























BAB V
PENUTUP
                                     
A.            Kesimpulan
 Modifikasi batang merupakan salah satu jalan bagi tubuh tumbuhan dalam melakukan adaptasi atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan di sekitarnya, artinya adaptasi dapat dilakukan tumbuhan dengan melakukan modifikasi pada bagian tubuh tumbuhan itu sendiri, termasuk batang. Dari praktikum yang telah dilaksanakan kita dapat mengetahui bahwa tanaman eceng gondok, kangkung air, dan teratai yang memiliki bentuk modifikasi berupa stolon, hanya lengkuas yang memiliki bentuk modifikasi batang yang berupa rimpang, sedangkan yang memiliki modifikasi akar pembelit (sulur) adalah tanaman sirih saja. Dan bentuk modifikasi batangnya duri yaitu pada tanaman kaktus saja, pada tanaman markisah bentuk modifikasi batangnya berkayu.
  



DAFTAR PUSTAKA


Hidayat. 1995. Antomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: KANSIUS

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2012. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah mada.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1980. Botani Umum. Bandung: Angkasa

Supriyadi. 2012. Modifikasi Pada Batang Web:Http://www.aca lia/mareta pdf. Diakses pada hari sabtu 6 Desember 2015, pukul 16.00 WIB.










                                     









1 komentar:

  1. No Deposit Bonuses 2021 | Get $10 Free + $20FS
    The Best No Deposit Casinos and Bonuses for December 2021 — Get a $10 아르고 캡쳐 Free + $20FS bonus! · 1. Planet 7 Casino - 샌즈 $25 Free · 벳 365 우회 접속 2. Red Dog Casino - $1000 Free 토토 사이트 목록 · 토토사이트직원모집 3. Red

    BalasHapus